Sabtu, 03 Maret 2012

TIPE-TIPE DAN JENIS-JENIS BELAJAR TIPE-TIPE DAN JENIS-JENIS BELAJAR

NAMA                                     : ANGGUN SEINI KUBA
NIM                                           : 11011200046
JUR/LOKAL                           : PAI/III Model
TUGAS MANDIRI                : Psikologi Pembelajaran (Tugas 4)
DOSEN PENGAMPU             : Drs. Suardi Syam, M.Ag


TIPE-TIPE DAN JENIS-JENIS
BELAJAR


A.    Tipe-Tipe Belajar
      Manusia memiliki beragam potensi, karakter, dan kebutuhan dalam belajar. Karena itu banyak tipe-tipe belajar yang dilakukan manusia.
Menurut Robert M.Gagne ada delapan tipe-tipe belajar :
  1. Belajar isyarat (signal learning). Menurut Gagne, ternyata tidak semua reaksi sepontan manusia terhadap stimulus sebenarnya tidak menimbulkan respon.dalam konteks inilah signal learning terjadi.
Contohnya yaitu seorang guru yang memberikan isyarat kepada muridnya yang gaduh dengan bahasa tubuh tangan diangkat kemudian diturunkan.
  1. Belajar stimulus respon (stimulus respon learning). Belajar tipe ini memberikan respon yang tepat terhadap stimulus yang diberikan. Reaksi yang tepat diberikan penguatan (reinforcement) sehingga terbentuk perilaku tertentu (shaping).
Contohnya yaitu seorang guru memberikan suatu bentuk pertanyaan atau gambaran tentang sesuatu yang kemudian ditanggapi oleh muridnya. Guru member pertanyaan kemudian murid menjawab.
  1. Belajar merantaikan (chaining). Tipe ini merupakan belajar dengan membuat gerakan-gerakan motorik sehingga akhirnya membentuk rangkaian gerak dalam urutan tertentu.
Contohnya yaitu pengajaran tari atau senam yang dari awal membutuhkan proses-proses dan tahapan untuk mencapai tujuannya.
  1. Belajar asosiasi verbal (verbal association). Tipe ini merupakan belajar menghubungkan suatu kata dengan suatu obyek yang berupa benda, orang atau kejadian dan merangkaikan sejumlah kata dalam urutan yang tepat.
Contohnya yaitu membuat langkah kerja dari suatu praktek dengan bantuan alat atau objek tertentu. Membuat prosedur dari praktek kayu.
  1. Belajar membedakan (discrimination). Tipe belajar ini memberikan reaksi yang berbeda–beda pada stimulus yang mempunyai kesamaan.
Contohnya yaitu seorang guru memberikan sebuah bentuk pertanyaan dalam berupa kata-kata atau benda yang mempunyai jawaban yang mempunyai banyak versi tetapi masih dalam satu bagian dalam jawaban yang benar. Guru memberikan sebuah bentuk (kubus) siswa menerka ada yang bilang berbentuk kotak, seperti kotak kardus, kubus, dsb.
  1. Belajar konsep (concept learning). Belajar mengklsifikasikan stimulus, atau menempatkan obyek-obyek dalam kelompok tertentu yang membentuk suatu konsep. (konsep : satuan arti yang mewakili kesamaan ciri).
Contohnya yaitu memahami sebuah prosedur dalam suatu praktek atau juga teori. Memahami prosedur praktek uji bahan sebelum praktek, atau konsep dalam kuliah mekanika teknik.
  1. Belajar dalil/aturan (rule learning). Tipe ini merupakan tipe belajar untuk menghasilkan aturan atau kaidah yang terdiri dari penggabungan beberapa konsep. Hubungan antara konsep biasanya dituangkan dalam bentuk kalimat.
Contohnya yaitu seorang guru memberikan hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas yang merupakan kewajiban siswa, dalam hal itu hukuman diberikan supaya siswa tidak mengulangi kesalahannya.
  1. Belajar memecahkan masalah (problem solving). Tipe ini merupakan tipe belajar yang menggabungkan beberapa kaidah untuk memecahkan masalah, sehingga terbentuk kaedah yang lebih tinggi (higher order rule).
Contohnya yaitu seorang guru memberikan kasus atau permasalahan kepada siswa-siswanya untuk memancing otak mereka mencari jawaban atau penyelesaian dari masalah tersebut

Selain delapan jenis belajar, Gagne juga membuat semacam sistematika tipe belajar. Menurutnya sistematika tersebut mengelompokkan hasil-hasil belajar yang mempunyai ciri-ciri sama dalam satu katagori.
Kelima hal tersebut adalah :
  1. Keterampilan intelektual : kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya dengan menggunakan symbol huruf, angka, kata atau gambar.
  2. Informasi verbal : seseorang belajar menyatakan atau menceritakan suatu fakta atau suatu peristiwa secara lisan atau tertulis, termasuk dengan cara menggambar.
  3. Strategi kognitif : kemampuan seseorang untuk mengatur proses belajarnya sendiri, mengingat dan berfikir.
  4. Keterampilan motorik : seseorang belajar melakukan gerakan secara teratur dalam urutan tertentu (organized motor act). Ciri khasnya adalah otomatisme yaitu gerakan berlangsung secara teratur dan berjalan dengan lancar dan luwes.
  5. Sikap keadaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan pilihan-pilihan dalam bertindak
B.     Jenis-Jenis Belajar
Sebenarnya jenis-jenis belajar ini banyak sekali pengklasifikasiannya menurut para ahli. Salah satu sistematika jenis-jenis belajar menurut salah satu ahli yaitu A.De Block, yaitu :
 a. Jenis-jenis belajar berdasarkan bentuk psikis, terdiri dari :
Belajar dinamik/konatif
Belajar dinamik/konatif adalah belajar yang bercirikan bahwa orang itu mempunyai kehendak. Berkehendak suatu aktivitas psikis yang terarah pada pemenuhan suatu kebutuhan yang disadari atau dihayati
Belajar afektif
Belajar afektif adalah belajar menghayati nilai dari objek-objek (bisa orang, benda, atau peristiwa) yang dihadapi melalui alam perasaan. Atau dapat dikatakan belajar mengungkapkan perasaan dalam bentuk ekspresi yang wajar.
Belajar kognitif: mengingat, berpikir
Belajar kognitif adalah belajar memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, dan ini merupakan proses mental. Terdiri dari mengingat dan berpikir. Mengingat dapat dibedakan menjadi dua peristiwa, yaitu rekognisi (mengenal kembali), dan reproduksi (mengingat kembali). Sedangkan berpikir mempunyai syarat harus mengenai pengetahuan yang tepat, berupa fakta. Fakta dan data menjadi bahan baku untuk berpikir.
Belajar sensori-motorik, mengamati, bergerak, berketerampilan
Belajar sensori-motorik merupakan belajar menghadapi dan menangani objek-objek fisik.

b. Jenis-jenis belajar berdasarkan materi yang dipelajari, terdiri dari :
Belajar teoritis
Belajar teoritis merupakan data dan fakta (pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat dipahami dan digunakan untuk memecahkan problem.
Belajar teknis
Belajar teknis atau praktis adalah belajar dalam mengembangkan keterampilan. Belajar teknis dapat berjalan dengan baik apabila jenis belajar yang lain telah dipahami. Atau dapat dikatakan bahwa belajar teknis mempunyai syarat, yaitu belajar fakta, konsep, dan prinsip.
Belajar sosial atau bermasyarakat
Belajar bermasyarakat adalah belajar untuk hidup bersama.
Belajar estetis
Belajar estetis adalah belajar untuk membentuk kemampuan menciptakan dan menghayati keindahan.

c. Jenis-jenis belajar yang tidak begitu disadari, terdiri dari :
Belajar insedental
Belajar insidental merupakan belajar sampingan dari belajar yang sebenarnya. Maksudnya adalah dalam belajar sesuatu dengan tujuan tertentu, masih ada hal lain yang dipelajari yang sebenarnya tidak menjadi sasaran.
Belajar dengan mencoba-coba
Belajar dengan coba-coba adalah jenis belajar yang didapatkan dengan mencoba-coba. Hal ini biasanya terjadi karena belum ada teori yang mendahului apa yang akan dipelajari.
Belajar tersembunyi
Belajar tersembunyi adalah jenis belajar di mana yang mengetahui tentang tujuan hanya guru. Siswa tidak tahu bahwa yang ia lakukan adalah suatu yang mempunyai tujuan. Atau dapat dikatakan siswa tidak sadar kalau ia sedang belajar, padahal ia sedang belajar.

Namun, disini ada juga jenis-jenis belajar menurut gabungan dari tiga ahli (A. De Block, Robert M. Gagne dan C. Van Parreren), ada beberapa jenis-jenis belajar, yaitu :
1.      Belajar arti kata-kata. Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan.
2.      Belajar Kognitif. Tak dapat disangkal bahwa belajar kognitif bersentuhan dengan masalah mental. Objek-objek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan, atau lambang yang merupakan sesuatu bersifat mental.
3.      Belajar Menghafal. Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan (diingat) kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli, dan menyimpan kesan-kesan yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat kembali kealam dasar.
4.      Belajar Teoritis. Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta (pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat difahami dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah.
5.      Belajar Konsep. Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama, orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapinya, sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Konsep dibagi menjadi dua, yaitu konsep yang sederhana yaitu pola unsur bersama diantara anggota kumpulan atau rangkaian dan konsep yang lebih tinggi yang mempunyai hubungan dengan konsep dasar.
6.      Belajar Kaidah. Belajar kaidah (rule) termasuk dari jenis belajar kemahiran intelektual (intellectual skill), yang dikemukakan oleh Gagne. Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang mereprensikan suatu keteraturan.
7.      Belajar Berpikir. Dalam belajar ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan, tetapi tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam pengamatan.masalah harus dipecahkan melalui operasi mental, khususnya menggunakan konsep dan kaidah serta metode-metode bekerja tertentu.



REFERENSI :
http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/hakikat-belajar-2/ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar