Sabtu, 03 Maret 2012

PERKEMBANGAN INDIVIDU & HUBUNGANNYA DENGAN BELAJAR PERKEMBANGAN INDIVIDU & HUBUNGANNYA DENGAN BELAJAR PERKEMBANGAN INDIVIDU & HUBUNGANNYA DENGAN BELAJAR PERKEMBANGAN INDIVIDU & HUBUNGANNYA DENGAN BELAJAR

NAMA                                   : ANGGUN SEINI KUBA
NIM                                        : 11011200046
JUR/LOKAL                        : PAI/III Model
TUGAS MANDIRI             : Psikologi Pembelajaran (Tugas 2)
DOSEN PENGAMPU          : Drs. Suardi Syam, M.Ag


PERKEMBANGAN INDIVIDU & HUBUNGANNYA
DENGAN BELAJAR


A.    Perkembangan Individu & Hubungannya dengan Belajar
      Perkembangan individu murid, siswa, dan mahasiswa (peserta didik), ditunjukkan bagaimana perkembangan anak-anak, remaja dan dewasa tumbuh dan berkembang secara pisik, psikis dari fase ke fase seperti dalam hal pertumbuhan pisik, kognitif, afektif, sosial, psikomotor, moral. Proses pengajaran dan pembelajaran tidak akan bisa berjalan efektif dan efisien apabila seorang pendidik tidak memahami perkembangan peserta didik secara menyeluruh. Untuk itu pendidik memerlukan pengetahuan tentang perkembangan individu peserta didik.

      Perkembangan individu merupakan perubahan yang sistematis, progresif, dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya. Yang dimaksud perubahan yang sistematis yaitu perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian lainnya baik fisik maupun psikis dan meupakan satu kesatuan yang harmonis. Progresif berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Berkesinambungan berarti bahwa perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan. Perkembangan individu secara pisik terjadi sesuai dengan fase-fase perkembangan, sedangkan secara psikis terjadi perubahan imajinasi fantasi ke realistis.

      Manusia membutuhkan kepandaian yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, dan ini dapat dicapai melalui belajar. Meskipun bayi yang baru lahir membawa beberapa naluri dan insting dan potensi-potensi, tetapi potensi tersebut tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya pengaruh dari luar. Untuk itu manusia membutuhkan belajar sepanjang kehidupannya, kapanpun dan dimanapun.


Para ahli mendifinisikan belajar sebagai berikut:
1. Menurut Hilgard, belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah).
2. Morgan, belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
3. James P. Chaplin, learning (hal belajar, pengetahuan), yang berarti perolehan dari sembarang perubahan yang relative permanen dalam tingkah laku sebagai hasil praktek atualisasi pengalaman.

Sumadi Suryabrata menyimpulkan:
1. Belajar itu membawa perubahan
2. Perubahan itu ada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru
3. Perubahan itu terjadi karena usaha

Menurut Havinghurst yang dikutip oleh Made Pidarta, fase-fase perkembangan pada manusia sejak dari masa kanak-kanak sampai masa tua ada enam fase, yaitu:
1. Fase perkembangan masa kanak-kanak
2. Fase perkembangan masa anak
3. Fase perkembangan masa remaja
4. Fase perkembangan masa dewasa awal
5. Fase perkembangan masa setengah baya
6. Fase perkembangan masa tua

B.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Antara kata pertumbuhan dan perkembangan keduanya mempunyai arti yang berbeda karena suatu yang tumbuh adalah suatu yang bersifat material dan kuantitatif sedangkan yang berkembang adalah suatu yang bersifat fungsional dan kuantitatif.
Ada garis besar yang merupakan faktor terpengaruhnya pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak, yaitu :
1.      Faktor Intern, faktor yang muncul dari dalam diri anak / dari keturunan.
2.      Faktor Ekstern, faktor yang muncul dari luar diri anak / dari pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan.





Dan ada juga kedua faktor tadi di dalam hal ini ada tiga teori :
1.      Teori Rativisme, berpendapat bahwa sejak lahir anak telah memiliki sifat-sifat / dasar-dasar tertentu.
2.      Teori Empirisme, berpendapat bahwa sejak lahir anak tidak memiliki sifat-sifat / dasar-dasar tertntu semata-mata ditentukan faktor dari luar. 
3.      Teori Konvergensi, berpendapat bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak itu ditentukan sebagai akibat interaksi.

C.    Prinsip  atau Hukum Hereditas
               Perkembangan individu memiliki pengaruh dengan belajar, salah satunya adalah perubahan tingkah laku. Untuk mengetahui tingkah laku seseorang dapat diketahui dengan adanya faktor hereditas. Yang disebut faktor hereditas adalah : sifat-sifat / ciri-ciri yang diperoleh oleh seseorang anak atas dasar keturunan atau pewarisan dari generasi ke generasi melalui sel benih.
Dapat berlangsung menurut prinsip-prinsip / houkum-hukum tertentu yaitu :
1.      Prinsip Reproduksi, melalui prinsip reproduksi orang tua bisa mewariskan sel benihnya kepada generasinya.
2.      Prinsip Konformitasi, bahwa setiap jenis makhluk menurunkan jenisnya sendiri.
3.      Prinsip Variasi, selain mewarisi ciri-ciri yang umum yang sama juga mewariskan sifat berbeda lainnya.
4.      Prinsip Regresi Fillial, menunjukkan sifat menonjol kedua-duanya misal : meskipun orang tuanya cerdas, generasinya akan sedang-sedang tak secerdas orang tuanya.
   


REFERENSI :
Tohirin. 2006. Psikologi Pembelajaran PAI. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar